Selasa, 15 November 2011

mengapa harus berbohong?


Adakah dusta diantara kita????

Suatu hari,kindew pinjem novel “Laskar pelangi” ke kocon,dia janji,buku itu bakal dibalikin dalam dua minggu.
pas nginjek satu bulan lewat,Kindew belum balikin novel Kocon.Ya dengan terpaksa kocon nagih.Ooo,,,,Ouw,,,ternyata setelah dicari kemana-mana,novel tersebut ngga ketemu juga.
Kindew lupa,apa dia naruhnya sembarangan atau novel itu dipinjam saudaranya yang minggu kemarin liburan ke rumahnya.
Gawat,,,,nich!!! Daripada kena gampar,
Kindew ngeles, “lha,kan minggu kemaren udah aku balikin kok ke rumah kamu.Waktu itu yang nerimannya Adik kamu. Coba deh tanyain ke dia.”

Itu cerita Kindew,gimana dengan kamu??? 
Pernah ngga kamu terjebak masalah yang kemudian solusinya adalah Berbohong?
Sepintas memang permasalahan yang dialami selesai,dan kita bebas dari tanggung jawab.Tapi apa benar???
Gimana kalau orang yang kita kibulin tahu dia sudah dibohongin??? 
Dijamin,bakalan lebih runyam masalahnya.


Satu hal yang dapat disimpulkan dari sebuah kebohongan yaitu bahwa kita tidak cukup dewasa untuk mempertanggung jawabkan kesalahan (kebohongan)yang kita buat.kurangnya rasa tanggung jawab ini akan diperparah dengan egois yang tinggi. Kita tidak mau perot berlarut-lart berada dalam maslah yang telah kita ciptakan.

Perlu diketahui,sekali kita berbohong, kita akan melakukan kebohongan-kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Semakin sering kita berbohong, semakin susah bagi kita membedakan mana ucapan kita yang jujur dan mana ucapan kita yang dusta (bohong). Sekali , dua kali mungkin orang bisa memaafkan kebohongan yang kita lakukan. Tapi kalau itu terulang lagi, dan lagi,yang akhirnya menjadi kebiasaan, jangan salahkan siapapun kalau kemudian nggak ada yang percaya omongan kita walaupun saat itu kita berkata jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar